Malam minggu, malam yang
biasanya dinantikan oleh kaum muda. Entah apa yang melatarbelakangi hari sabtu
malam itu begitu istimewa dikalangan kaum muda. Namun, malam minggu ini tanggal
27 Februari 2016 aku gunakan waktu yang sangat berharga ini untuk menulis
coretan ku yang kedua selama aku bergabung menjadi keluarga besar UMengajar,
dan aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung dapat bergabung menjadi
bagian dari UMengajar khususnya keluarga R.A Kartini, disinilah aku dapat
mengukir sejuta kenangan, pengalaman yang begitu indah dan berharga.
Hari ini tanggal 27 Februari 2016
kelompok tiga dan kelompok empat melaksanakan mengadikan diri di SDN Taji 1.
Untuk melaksanakan pengabdian jilid dua ini kami kelompok tiga sudah
menyiapkanka segala keperluan semaksimal mungkin. Meskipun persiapan sudah
disiapkan semaksimal mungkin, terkadang rencanaa tak sesuai dengan harapan, dan
hal itulah yang perlu disadari karena manusia hanya dapat berusaha, dan segala
sesuatunya dikembalikan kepada skenariao Allah SWT.
Taji,
suatu daerah kecil di kabupaten malang, suatu daerah yang masih asri, sejuk,
hening, karena jauh dari jangkauan hiruk pikuk keramain kota. Di desa ini
mungkin pengalaman berharga dapat dirasakan khususnya bagi keluarga besar
UMengajar bech 3. Pengabdian jilid dua dimulai, dan tak asing lagi bagi kami
untuk mamasuki kegiatan pendidikan.
Kegiatan
pendidikan adalah kegiatan universal dan sebagai realitas sosial telah
dibukukan oleh manusia sejak terbentuknya masyarakat. Maka kegiatan pendidikan
tersebut dapat diamati, dapat dicampuri dengan sengaja dapat dijadikan lahan
experimentasi atau dapat direflektir secara filosofis. Kegiatan pendidikan
sebagai realita sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Kegiatan
pendidikan melembaga di masyarakat dan dilembagakan oleh masyarakat untuk
mempertinggi taraf hidup masyarakat. Maka skema pemaknaan dan penafsiran
tentang kegiatan pendidikan mengalami perubahan (Dimyati,1998:7)
Dengan
demikian, sudah jelas bahwa pendidikan memang sangat penting bagi seluruh
lapisan masyarakat, tanpa terkeculi. Karena pendidikan merupakan suatu hal yang
mendasar, agar masyarakat disuatu negara dapat mengikuti perkembangan zaman
yang semakin modern. Begitupun dengan adik-adik yang berada di desa taji kecamatan
jabung, meskipun sarana dan prasarana sekolah belum dapat tercukupi dengan
baik, namun kegiatan belajar mengajar
harus tetap diseimbangkan antara
masyarakat kota tanpa adanya perbedaan.
Namun
kenyataanya berbeda, sekolah-sekolah yang berada dikota memiliki berbagai
fasilitas lengkap, peraturan sekolah yang mendukung, pendidik yang berkualitas,
perbedaan inilah yang sangat menonjol dalam dunia pendidikan. Meskipun
demikian, sebagai seorang yang terdidik tak pantas kiranya untuk terus
menghujat kesenjangan dalam dunia pendidikan, alangkah baiknya jika tenaga,
fikiran, dan financial yang dimiliki dapat ikut serta dinikmati oleh mereka
yang berada di pedalaman, yang sangat membutuhkan uluran tangan kita.
Begitu bahagianya ketika adik
–adik di SDN Taji 1 menyambut kedatangan kami dengan bahagia, terbukti dengan
senyuman yang mereka lontarkan kepada kami, serta mereka langsung menyambut
kedatangan kami dengan berjabat tangan. Dari pancaran wajah mereka yang sangat
lugu dan lucu, membuat kami lebih semangat untuk belajar bersama. aku menyadari
bahwa mereka berbeda dengan adik-adik yang berada di Ngadas, mereka lebih
ramah, dan dapat dikendalikan.
Saya sempat menanyakan kepada
adik –adik kelas empat kenapa tidak memakai setangan leher, ikat pinggang, dan
kaos kaki warna hitam, dengan lantang mereka menjawab tidak punya, ada yang
beralasan mahal, gurunya tidak menyuruh, dan sudah nyaman dengan yang mereka
pakai. Satu hal pelajaran yang sangat berharga yang dapat mengajarkan kita
untuk bersyukur karena orang tua mampu memfasilitasi sarana prasaranan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaaran. Karena kesempatan untuk memberinya kelengkapan sekolah
belum terlaksana, maka hanya nasehat yang dapat terlontarkan kepada mereka.
Kegiatan pembukaan pelajaaran
yang meliputi do’a, perkenalan, menyanyikan lagu nasional dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Kami melanjutkan kemateri inti yaitu meteri pengenalan nama
hewan dalam bahasa inggris, namun sebelumnya kami menanyakan kepada mereka,
kapan mereka mulai belajaar bahasaa inggris, dengan serentak mereka mejawab mulai
belajar bahasa inggris saat kelas enam.
Dengan jawaban tersebut kami
dapat mengira bagaimana tingkat kemampuan bahasa inggris yang mereka miliki,
karena untuk menyebutkan bahasa inggrisnya hewan saja mereka tidak tahu. Dengan
penuh semangat kami mengajarkan penulisan dan cara pelafalan nama – nama hewan
dengan bahasa inggris.
Kami sangat salut dengan
keantusiasan adik- adik mengikuti pelajaran yang kami sampaikan, kami merasakan
semua adik- adik aktif menjawab semua pertanyaan yang kami lontarkan dan hasilnya
sangat memuaskan, mereka dapat menghafal dan menyebutkan nama-nama hewan yang
kami ajarkan dengan baik, yang sebelumnya mereka sama sekali tidak tahu.
Begitupun dengan pembelajarn hasta karya, aku merasa pembelajaran hari ini
tanpa ada kendala.
Aku menyadari, memang benar
setiap individu memiliki kelebihan masing-masing, tergantung bagaimana cara
mendidiknya untuk menjadikannya “orang”. Disinah inti dari judul ini bahwa adik
– adik di SDN Taji ini sebenarnya cerdas, dan berkualitas “permata”. Namun, karena
kurangnya sarana dan prasarana yang kurang tercukupi maka mereka menjadi “terabaikan” ahirnya berpengaruh terhadap
pedidikannya, padahal dengan pendidikan dan budi pekerti yang tinggi bangsa ini
akan maju. Jadi uluran tangan kitalah sebagai pemuda yang berpendidikan yang
dapat sedikit membantu kesenjangan pendidikan tersebut.
Komentar
Posting Komentar