Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Aris, Si Ceria Penyala Api Semangat

Aris Sandi Nurhadi. Sebuah nama yang indah bukan? kalau dilihat dari kata Nurhadi, nur itu berarti cahaya. Yups, Aris memang bak cahaya bagiku, si ceria penyala api semangat  :)  kenapa bisa begitu? Tarraaaa… Cerita berawal dari survey part II yang kami lakukan. Siang itu kami laskar UMengajar sedang berada di SMP Satu Atap. Satu-satunya SMP yang berada di desa Ngadas. Meskipun satu-satunya SMP yang ada dan jauh dari kata sempurna namun semua itu tidak menyurutkan niat mereka dalam menuntut ilmu. Satu lagi, hujan yang sedikit lebat saat itu tetap membuat para siswa SMP Satu Atap berbondong-bondong masuk sekolah. Pasti jarak sekolah dengan rumah para siswa deket kan? Well, sama sekali tidak! Bayangin! 5 KM mereka tempuh dengan jalan kaki! Hmmm.. keren gak sih :o Dengan berseragamkan jaket mereka menunggu giliran masuk kelas. FYI, sore itu hanya ada satu pengajar yang bisa ngajar di SMP tersebut. Memprihantinkan, tiga kelas, yakni kelas VII, VIII, dan IX hanya di handle 

Kisah Spidol dan Seorang Guru

Ya, itulah yang terbiasa kita dengar tentang seorang guru, yang biasanya guru mendidik siswanya dengan menggunakan papan tulis dan spidol untuk mengajarkan anak didiknya, kewajiban seorang guru untuk mendidik serta mencerdaskan anak bangsa, seorang guru sebagai panutan untuk kita. Namun ada hal yang berbeda yang akan saya ceritakan disini, dari sebuah kenyataan yang saya lihat sendiri, tentang tidak semua guru bisa mengajarkan anak didiknya dengan menggunakan media yang bagus dan lengkap, akan tetapi masih ada seorang guru dengan sukarela mendidik, dan mengajar dengan keterbatasan fasilitas yang kurang, tidak mematahkan dan menyurutkan semangat seorang guru untuk mengajarkan muridnya walaupun dengan menggunakan bolpoint sebagai pengganti spidol untuk menjelaskan materi pelajaran kepada anak didiknya serta tidak harus menggunakan pakaian yang rapi seorang dinas pendidikan.  Dengan menggunakan ruang kelas yang seadanya dan kecil, serta disekat oleh papan triplek untuk ber

Tetaplah Menjadi Kartini

Sabtu 18 Januari 2014 lebih tepatnya pukul 14.00 WIB adalah awal pertemuan kami panitia UMengajar dengan siswa SMP Satu Atap Ngadas ketika kami melakukan kegiatan survey. SMP Satu Atap Ngadas terletak di lereng Bromo Tengger Semeru. Awal pertemuan kami dengan mereka masih terasa sangat canggung, terlebih mereka sangat introvert kepada kami. Namun kami mencoba untuk lebih dekat dengan mereka, salah satu caranya adalah dengan  menyisipkan games edukatif ketika kami mengajar disela kegiatan survey. Berbagai macam reaksi mereka perlihatkan kepada kami. Ada yang lari keluar meninggalkan kelas, ada yang malu-malu, ada yang pasif dan ada pula yang antusias mengikuti pelajaran serta games yang telah kami buat. Siswa yang kami ajar adalah siswa kelas VII dan VII yang kami jadikan dalam satu ruangan. Kami menggabungkan mereka dalam satu ruangan karena tidak ada ruangan lagi yang bisa dipakai akibat ruang kelas VIII masih rusak. Kami mengamati momen demi momen yang terjadi

Secuil Cerita Survei Pertama

Pasti ada kalanya teman-teman merasakan kesulitan di saat pertama kali bertemu dengan seseorang dan merasakan kesulitan untuk berkenalan dengan mereka. Hal tersebut juga kami rasakan saat pertemuan tim dari UMengajar untuk pertama kalinya mengajar di SMP satu atap di desa Ngadas, Kabupaten Malang. Ini merupakan pertemuan pertama kalinya bagi kami saaat kunjungan kedua di SMP satu atap Ngadas, pada mulanya kami tidak pernah berencana untuk mengajak adik-adik yang notabene duduk di bangku SMP kelas VII dan VIII untuk mengajar mereka di kelas. Namun karena pada saat itu (18/1) hanya ada seorang guru yang stand by di sekolah tersebut jadi kami berinisiatif untuk membantu guru tersebut untuk mengisi jam pelajaran yang kosong. Kami pun berbagi tugas dengan bapak guru di sana dengan fokus pengajaran untuk kelas IX yang di handle oleh Bapak Guru tersebut, dan untuk kelas VII dan VIII kami yang bertanggung jawab untuk mengajar mereka. Di mulai dari perkenalan satu persatu dari anggot