Pasti ada kalanya teman-teman merasakan kesulitan di saat pertama kali bertemu dengan seseorang dan merasakan kesulitan untuk berkenalan dengan mereka. Hal tersebut juga kami rasakan saat pertemuan tim dari UMengajar untuk pertama kalinya mengajar di SMP satu atap di desa Ngadas, Kabupaten Malang.
Ini merupakan pertemuan pertama kalinya bagi kami saaat kunjungan kedua di SMP satu atap Ngadas, pada mulanya kami tidak pernah berencana untuk mengajak adik-adik yang notabene duduk di bangku SMP kelas VII dan VIII untuk mengajar mereka di kelas. Namun karena pada saat itu (18/1) hanya ada seorang guru yang stand by di sekolah tersebut jadi kami berinisiatif untuk membantu guru tersebut untuk mengisi jam pelajaran yang kosong.
Kami pun berbagi tugas dengan bapak guru di sana dengan fokus pengajaran untuk kelas IX yang di handle oleh Bapak Guru tersebut, dan untuk kelas VII dan VIII kami yang bertanggung jawab untuk mengajar mereka. Di mulai dari perkenalan satu persatu dari anggota UMengajar yang kebetulan 6 orang yang dapat berangkat untuk survey pada hari tersebut.
Di mulai dengan game yang di mainkan dengan beberapa siswa di kelas, awal kami memulai game tersebut terlihat ketertarikan siswa untuk mengikuti sesi tersebut hingga habis, namun di tengah-tengah game tersebut mulai terlihat ketidaktertarikan siswa untuk mengikuti game hingga selesai, satu persatu siswa mulai berlarian tanpa sebab untuk menghindari game tersebut hingga selesai, sehingga kami pun memutuskan untuk menyudahi game tersebut.
Semangat mengajar yang sangat tinggi di tunjukan oleh teman-teman UMengajar dengan tidak langsung putus asa dikala satu pendekatan kepada siswa gagal. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat game yang lebih menarik minat siswa untuk berpartisipasi dengan cara mebuat mini-competition berupa game yang berjudul “Magic stick”. Tanpa di sadari sebelumnya siswa yang cenderung pemalu tersebut berangsur- angsur datang kembali ke kelas dan berinteraksi dengan kawan-kawan dari UMengajar.
Hal kecil yang terlihat biasa di mata kami para pengajar terkadang terlihat spesial bagi mereka para murid yang notabene dalam usia anak-anak dan sangat menyukai games yang berisikan tentang materi pendidikan. Terkadang butuh semangat ekstra dalam melakukan proses belajar mengajar, dan sebagai calon pendidik patutulah jikalau kita tasbihkan bahwa tiada kata menyerah dalam memberikan ilmu sebanyak-banyaknya bagi siswa.
Komentar
Posting Komentar