Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Seikat cerita dari Ngadas

  Panas terik 21 november 2014 pukul 13.00 tak menyurutkan semangat kami, sepeda motor mulai bergerak dari jalan semarang menuju ke desa Ngadas. Kloter pertama tim biru hanya berangkat 3 motor, lebih sedikit dari kloter kedua, pukul 16.00. Setelah menempuh sekitar 1 jam lebih, kami sengaja berhenti sejenak di dekat gapura “kawasan Tengger Bromo Semeru” untuk sekedar istirahat dan berfoto ria.   Udara dingin mulai terasa saat mulai memasuki kawasan coban pelangi dan semakin menjadi-jadi saat tiba di Ngadas. Selepas dari gapura , Saya dan Zaki berangkat dahulu dari teman yang lain sehingga datang lebih dahulu dan tak tahu kalau motor teman kami mogok.            Sesampainya di Balai Desa Saya menengok sebentar kearah sekolah dan ada anak kelas 6 yang memberitahu kami bahwa besok sekolah libur karena guru-guru ada rapat di kecamatan. Jujur saja berita itu tentu membuat shocked dan pikiran-pikiran negatif tentang pembelajaran mulai terbayang-bayang. Lalu kami bertujuh—Saya, Zaki, Ma

Mengajar tanpa pamrih, Menginspirasi tanpa lelah.

“Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain memberi ilmu dengan senyuman” Tiga hari ini adalah hari-hari yang sangat Saya tunggu kedatangannya. Mengajar di SDN Ngadas, Sabtu 15 November 2014. Berangkat tangal 14 November 2014 dengan tantangan sangat ekstrim demi sebuah pengabdian.           Udara dingin desa Ngadas merupakan sebuah sambutan bagi Saya dan tim hijau UMengajar sebagai pengajar muda. air yang dingin , jalanan yang berkabut , matahari yang terasa hangat menjadi tuan rumah yang menghangatkan tubuh kedinginan kami. Pukul 08.00, Saya mulai masuk kelas VI bersama mbak Dian untuk mengajar materi bahasa Inggris tentang “Director” dan materi keterampilan membuat celengan dari stik es krim. Wajah sumringah adik-adik kelas VI ketika kami masuk membuat semangat  Saya semakin terpompa. Dilanjutkan berdoa bersama dan membacakan pacasila. Jujur  Saya sangat tersentuh,sudah lama tidak mengucapkan selamat pagi pada bapak/ibu guru dengan serempak sebagai penghormatan. Apal

Senyummu, Senyumku.

 Malang , 14 November 2014. Seperti biasa hujan sudah mulai membasahi bumi arema dan sekitarnya. Namun ada yang membedakan dari hujan sebelumnya. Kami , tim hijau dari volunteer batch 2 UMengajar akan menunaikan kewajiban mentransfer ilmu yang pertama di desa Ngadas kecamatan Poncokusumo , Kabupaten Malang. Kondisi masyarakat di desa ini sebagian besar berada pada taraf menengah keatas. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk bangunan rumah yang sudah tergolong modern dan mempunyai sepeda motor yang tergolong baru. Tapi sungguh disayangkan pendidikan di desa ini belum menjadi prioritas utama. Maka dari itu, kami pengajar muda Universitas Negeri Malang memiliki niat membantu siswa siswi disini agar menjadikan pendidikan sebagai hal yang penting. Harapan kami , para orang tua mengerti pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anaknya. Perjalanan menuju Ngadas  dimulai dengan derasnya hujan turun dari jam 13.00 sampai menjelang pemberangkatan, pukul 14.45. Tapi karena beberapa hal , tim k

Cahaya Itu Ada!

“Cahaya itu tersibak Cahaya itu mulai merekah Dan, cahaya itu ternyata benar adanya.” Ini akhir minggu yang ‘kece’, 7-9 November 2014. Ke-kecean itu berawal dari gazebo PTIK dan perjamuan dengan benda bernama Media . Kerekatan malam itu kami tenun dengan suka cita, canda tawa, dan ‘hujat dan menghujat’. Dilanjutkan dengan perjalanan malam-malam ke Jl. Surabaya, iman kami diuji dengan tergeletaknya uang lima ribu rupiah tak bertuan. Malam itu malam jumat, kami penuh kenyang dengan gorengan, mie ayam dan kebersamaan. Jumat 7 November 2014, pukul 13.45 WIB, iman dan niat benar-benar diuji dengan rahmat Tuhan, hujan. Pertanyaan besarnya, bagaimana semangat kami? Akankah ini akan mengalir di parit bersama air hujan? Atau ini justru sebuah penyegaran? Seperti daun kering yang tersiram hujan? Tepat! Ke-kecean itu justru semakin terasa. Kami dekat, kami kompak. Terbukti, tawa itu masih menggelega di bibir kami J meskipun harus tersesat di jalan, kami bertahan! Pukul 18.46 WIB, ka

Ngadas, Desa Kecil denganSejuta “Mutiara” di dalamnya

 Mendengar kata Ngadas, hal apa yang ada dibenak kalian? Apakah nama sebuah makanan,minuman, atau mungkin sebuah benda? Jika kita telaah lebih lanjut melalui si canggih google, mungkin kita akan mendapatkan informasi bahwa Ngadas adalah nama sebuah tempat. Ngadas, sebuah desa kecil, terletak di kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Mungkin sebagian besar orang terutama para pendaki gunung Bromo dan Semeru pernah melewati desa ini sebelum mendaki gunung tersebut. Namun sebenarnya, yang perlu digaris bawahi disini adalah Ngadas menyimpan sejuta “mutiara”. Mutiara tersebut tak lain adalah para pemuda di desa tersebut. Hal yang Nampak adalah dari bagaimana semangat mereka untuk bersekolah hingga semangat untuk berjuang melawan keterbatasan yang ada.              Sekilas, mata pencaharian penduduk di daerah Ngadas adalah sebagai seorang petani, peternak, dll. Namun, meliha tkenyataan yang ada, banyak ditemui bahwa minimnya akses pendidikan di desa tersebut membuat kami, tim Merah dari