Malang , 14 November 2014. Seperti biasa hujan sudah
mulai membasahi bumi arema dan sekitarnya. Namun ada yang membedakan dari hujan
sebelumnya. Kami , tim hijau dari volunteer batch 2 UMengajar akan menunaikan
kewajiban mentransfer ilmu yang pertama di desa Ngadas kecamatan Poncokusumo ,
Kabupaten Malang. Kondisi masyarakat di desa ini sebagian besar berada pada
taraf menengah keatas. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk bangunan rumah yang
sudah tergolong modern dan mempunyai sepeda motor yang tergolong baru. Tapi
sungguh disayangkan pendidikan di desa ini belum menjadi prioritas utama. Maka
dari itu, kami pengajar muda Universitas Negeri Malang memiliki niat membantu
siswa siswi disini agar menjadikan pendidikan sebagai hal yang penting. Harapan
kami , para orang tua mengerti pentingnya pendidikan untuk masa depan
anak-anaknya.
Perjalanan
menuju Ngadas dimulai dengan derasnya
hujan turun dari jam 13.00 sampai menjelang pemberangkatan, pukul 14.45. Tapi
karena beberapa hal , tim kami baru berangkat pukul 16.30. Tidak perlu Saya
jelaskan medan menuju Ngadas. Untuk yang sudah pernah ke gunung Bromo melewati
Tumpang pasti sudah tau persiis sensasi tanjakan dan turunan yang curam
disertai tikungan tajam dan jurang yang eksotis. Ditambah lagi kami melewatinya
seusai hujan , kabut mulai turun dan jalanan belum semuanya aspal. Tapi
alhamdulilah kami semua sampai di Ngadas jam 19.00 yang dilanjutkan dengan
bersih diri, briefing , dan istirahat.
Sabtu
, 15 November 2014. Saya dan rekan Saya, masuk kelas 5 kesan pertama nya “awesome” , bagaimana tidak , 17 siswa dan
4 siswi menyambut baaik Saya dan rekan Saya. Awal pembelajaran dibuka dengan
bacaan Pancasila dan sumpah pemuda yang dibacakan rekan Saya kemudian ditirukan
oleh seluruh siswa. Setelah itu kami menanyai apa cita-cita mereka. Dari 17
orang siwa dan 4 orang siswi , 2 orang ingin menjadi guru, 1 orang ingin
menjadi TNI dan sisanya ingin menjadi “PETANI”, sebuah cita-cita yang tidak
lazim disebutkan oleh anak-anak usia mereka. Mungkin tidaka ada yang salah
dengan itu , mungkin mereka meniru orang tuanya yang hampir semuanya seorang
petani sukses.
Kemudian
selanjutnya adalah pelajaran bahasa Inggris Selama satu jam , jeda istirahat
dan dilanjutkan materi keterampilan.
Tetapi seuasi istirahat terjadi sedikit perubahan. Karena Saya di pindah
mengajar matematika di kelas 6 untuk persiapan Ujian Nasional. Dikelas 6
tersebut Saya hanya mengajarkan perkalian dan pembagian, karena mereka yang
meminta. Saya mengajarkan nya dengan teknik student center sehingga mereka bisa
lebih memahami materinya.
Untuk
kegiatan sore, yang awalnya akan ada outbound harus sedikit terhambat karena
hujan yang kembali mengguyur. Namun secara keseluruhan saya sangat menikmati
kegiatan ini. “Senyummu , senyumku “ mungkin judul yang tepat untuk esai ini.
Setiap canda tawa dan senyum siswa disini
menjadi obat tersendiri bagi kami. Setiap tawa mereka menjadi
penyemangat sendiir bagi kami. Tetaplah tersenyum adik-adikku , karena setiap
senyum kalian ada juga senyum bangga , bahagia dan sayang dari kami.
Nama : Bayu Dwi Indiarto
Jurusan : Pendidikan Fisika / 2012
Komentar
Posting Komentar