Semangat pagi ini membawa kita ke tempat dimana belajar , mengajar , dan menginspirasi menjadi esensi utama.
Sabtu (17/10) pukul 05.30 sekitar dua puluh lima motor berkumpul di Jalan Semarang untuk berangkat pembukaan pengabdian Jilid 1 Batch 3 UMengajar. Raut muka senang , gembira , penasaran , bahkan ada yang takut membaur menjadi satu. Dengan berjalan beririgan kami menyusuri sepanjang jalanan menuju Ngadas. Tidak mudah memang perjalanan yang kami tempuh untuk menuju kesana , tapi bukan berarti kita menyerah begitu saja. Lelah perjalanan seakan terbayar ketika sepanjang mata memandang kanan kiri penuh hijau-hijauan , pertanda kami telah memasuki daerah Ngadas. SDN 01 Ngadas sendiri terletak di atas sehingga terlihat dari kejauhan. Baru turun dari motor , adik-adik sudah menyambut dengan senyum manis mereka. Ada yang minta bersalaman hingga mulai mengajak berbicara.
Setelah semua berkumpul, pembukaan dimulai dengan mengadakan upacara. Terlebih dahulu adik-adik dilatih baris-berbaris untuk membiasakan kedisiplinan. Meski terik matahari menyengat, tapi mereka tetap semangat. Hingga perwakilan dari kepala sekolah mulai sambutan dan sejenak hening mendengarkan. Beliau dan guru-guru disana begitu antusias menyambut kedatangan kami. Mereka berharap kami bisa menumbuhkan semangat belajar dan cita-cita adik-adik di SDN 01 Ngadas karena motivasi belajar mereka masih sangat kurang. Guru disini pun hanya berjumlah 6 orang termasuk kepala sekolah dan baru 2 orang yang menjadi Pegawai Negeri Sipil. Sambutan di tutup dengan sangat unik. Perwakilan kepala sekolah mengucapkan 3 salam, yaitu untuk mereka yang beragama Islam , Hindu, dan Budha. Masyarakat disini memang mempunyai 3 agama mayoritas , tetapi mereka hidup rukun berdampingan.
Perkenalan batch 3 dengan adik-adik SDN 01 Ngadas dilakukan didalam dan diluar kelas. Dimulai dengan mengecek kerapian seperti rambut dan kuku. Kemudian belajar tentang peta, yang bertujuan agar mereka tahu letak desa Ngadas dalam peta Indonesia. Hal ini penting supaya mereka tidak hanya menganggap dunia nya hanya sekitar Ngadas saja. Selain itu pengenalan tentang berbagai profesi juga dilakukan dengan membawakan gambar kepada mereka. Motivasi untuk terus sekolah terus digencarka agar mereka mau terus bersekolah dan bisa mencapai cita-cita yang mereka inginkan. Bercita-cita menjadi petani boleh saja , tetapi petani yang nggak nyangkul, seperti kata pak Kartono dalam sambutan pembukaan. Acara sabtu ini ditutup dengan upacara bendera dan diskusi dengan beberapa Guru Besar Universitas Negeri Malang yang sedang melakukan pengabdian disana.
Semoga langkah kecil ini selalu bermanfaat untuk kami dan adik-adik disana, mutiara desa Ngadas.
Komentar
Posting Komentar