Langsung ke konten utama

Memaknai Kembali Hari Lahirnya Pancasila


Hari ini 71 tahun yang lalu, tepatnya 1 Juni 1945 Ir. Soekarno maju sebagai orang terakhir yang berusaha menjawab pertanyaan apa dasar Indonesia merdeka sebagai mana telah diberikan oleh Ketau Sidang BPUPKI, Radjiman Wediodiningrat. Dalam usaha mencari Philosofische Grondslag (falsafah negara) itu, Soekarno menawarkan lima prinsip yang ia anggap sebagai common denominator atau sebuah titik persetujuan segenap elemen bangsa. Kelima prinsip itu ialah.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Kelima pandangan Soekarno tentang Philosofische Grondslag itu ia beri nama Pancasila. Setelah Soekarno memaparkan pandangannya, peserta sidang BPUPKI secara aklamasi menerima kelima prinsip itu sebagai dasar dalam menyusun dasar negara Indonesia merdeka.

Kelima rumusan dari Soekarno itu kemudan dibahas lebih lanjut oleh panitia Sembilan yang terdiri dari para wakil golongan Islam dan Nasionalis. Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, R. Abikusno Tjokrosoejoso, K. H. Kahar Moezakir, K. H.Agus Salim, Mr. Achmad Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, dan Mr. Muhammad Yamin. Panitia Sembilan ini  kemudian berhasil merumuskan sebuah rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 22 Juni 1945 yang oleh Soekarno disebut sebagai “Mukaddimah” dan disebut sebagai “Piagam Jakarta” oleh M. Yamin, yang mana di dalamnya  juga memuat sila-sila dari Pancasila.

Memasuki masa sidang BUPKI yang kedua, pada tanggal 14 Juli 1945 Piagam Jakarta yang di dalamnya memuat rumusan dasar negara itu diterima sebagai rancangan pembukaan dari UUD 1945. Rumusan tersebut akhirnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan dihilangkannya terlebih dahulu kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” atas dasar bahwa untuk menghormati agama minoritas dan juga bahwa Indonesia merdeka bukanlah sebagai negara Islam, yang mana sila-sila Pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, secara historis pada tanggal 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, dan hingga akhirnya 18 Agustus text final disepakati merupakan sebuah satu kesatuan yang utuh dalam proses lahirnya falsafah Pancasila, yang mana tanggal 1 Juni merupakan kali pertama Pancasila deperkenalkan oleh Soekarno sehingga setiap tanggal 1 Juni ini kita dapat memeperingatinya sebagai  hari lahirnya Pancasila.

Untuk memaknai hari lahirnnya Pancasila, tidak cukup jika kita hanya mengetahui sejarah singkatnya saja. Nama Pancasila memang dicetuskan oleh Soekarno, namun Pancasila bukanlah ideologi yang terlahir dari pemikiran subjektif seseorang saja seperti halnya iedoligi-ideologi  lain di dunia. Pancasila lahir sebagai perwujudan karakteristik Bangsa Indonesia yang pluralis-multukulturasil. Kelima sila Pancasila harus di maknai sebagai sebuah satu kesatuan nilai yang utuh. Dasar negara yang digali dari nilai kehidupan yang merupakan ciri karakter dan kebribadian serta pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila ialah perjanjian luhur yang harus dijadikan landasan dalam berfikir dan bergerak oleh rakyat, pemerintah, dan seluruh bangsa Indonesia. Dengan keberagaman suku, ras, budaya, agama, adat istiadat, dan masih banyak lagi hal yang menjadi pembeda bagi kita dari Sabang hingga Merauke, Pancasila harus dijadikan sebagai alat pemersatu keberagaman. Pancasila ialah cita bagi masyarakat Indonesia yang modern, adil, beradab, dan sejahtera.

Dengan kembali memaknai Pancasila, berarti kita telah memiliki komitmen bahwa Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung bersamanya ialah ideologi dan dasar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila terlahir bukan berawal dari konsep pemikiran Soekarno semata, namun Pancasila lahir dari sebuah tatanan nilai yang berusaha untuk diwujudkan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila ialah sebuah karya bersama yang  dihasilkan melalui sebuah konsensus bersama, maka Pancasila ialah sebuah titik temu yang menyatukan Indonesia. Dengan demikian, posisi Pancasila sebagai dasar negara sudah final dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pancasila harus menjadi landasan moral dan etika bagi setiap elemen bangsa Indonesia dalam membangun pranata politik, pemerintahan, pembangunan dan penegakan hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, dan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara lainnya. (DEW)

Rujukan
Tim Kerja Sosialisasi MPR 2009—2014. 2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogykarta: Paradigma.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDIA KREATIVITAS SI AUM

  HALO SOBAT AUM, Si Aum mau ngenalin media pembelajaran yang dibuat oleh Laskar Dewantara Batch IX dalam Pengabdian Akbar 1 Minggu 1 nih, yuk yuk dikepoin MEDIA KREATIVITAS SI AUM SDN 2 NGADAS   Media pembelajaran “Poster Abjad”, “Kertas Bergambar”, dan “Kartu Nama” dibuat oleh Laskar Dewantara Aninda Dita Cahyani dan Khusnul Khowatim untuk membantu siswa kelas 1 SDN 2 Ngadas dalam memahami  tata cara berkenalan yang baik, huruf-huruf dalam nama peserta didik, dan abjad alfabet pada materi pembelajaran Tema 1 Diriku Sub Tema 1 Aku dan Teman Baru.         Media pembelajaran “Papan Ungkapan” dibuat oleh Laskar Dewantara B Nila Trya Khasyanah dan Salsabila Azkia Syaifudin untuk membantu siswa kelas 2 SDN 2 Ngadas   dalam memahami ungkapan pada  pembelajaran Bahasa Indonesia . Media pembelajaran “ Flascard  ciri-ciri makhluk hidup” dibuat oleh Laskar Dewantara Anita Irawati dan Fadilatu Tsaniya untuk membantu siswa kelas 3 SDN 2 Ngadas ...

PERMATA YANG TERABAIKAN

Malam minggu, malam yang biasanya dinantikan oleh kaum muda. Entah apa yang melatarbelakangi hari sabtu malam itu begitu istimewa dikalangan kaum muda. Namun, malam minggu ini tanggal 27 Februari 2016 aku gunakan waktu yang sangat berharga ini untuk menulis coretan ku yang kedua selama aku bergabung menjadi keluarga besar UMengajar, dan aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung dapat bergabung menjadi bagian dari UMengajar khususnya keluarga R.A Kartini, disinilah aku dapat mengukir sejuta kenangan, pengalaman yang begitu indah dan berharga. Hari ini tanggal 27 Februari 2016 kelompok tiga dan kelompok empat melaksanakan mengadikan diri di SDN Taji 1. Untuk melaksanakan pengabdian jilid dua ini kami kelompok tiga sudah menyiapkanka segala keperluan semaksimal mungkin. Meskipun persiapan sudah disiapkan semaksimal mungkin, terkadang rencanaa tak sesuai dengan harapan, dan hal itulah yang perlu disadari karena manusia hanya dapat berusaha, dan segala sesuatunya dikembalikan ke...

Lokakarya GEMAPEDIA Tahun 2024: Menggagas Program Kerja yang PEKA

\           G erakan Mahasiswa Peduli Pendidikan (GEMAPEDIA) menggelar LOKAKARYA GEMAPEDIA PERIODE 2024/2025 dengan tema "Menggagas Program Kerja GEMAPEDIA yang PEKA (Produktif, Edukatif, Kreatif, dan Adaptif) dalam Mewujudkan Perubahan dan Peluang untuk Berkembang" pada Senin (12/08/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Asrama Lili Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus GEMAPEDIA periode 2024/2025, Dewan Penimbang dan Penasihat Organisasi (DP2O) serta Dewantara Ahli. Lokakarya ini dilaksanakan sebagai bentuk awal perjalanan bagi  pengurus baru.             Ketua Pelaksana Lokakarya 2024, Nabila Kurnia Putri menyampaikan terima kasih kepada panitia lokakarya. "Terima kasih banyak kepada teman-teman GEMAPEDIA yang telah merancang acara pada pagi hari ini dengan baik dan lancar," ucapnya.        Sementara itu, Pembina GEMAPEDIA, Dr. I Nyoman Ruja, S.U., menyampai...