Kami dari
Umengajar Batch 3 team 1 dan perkenalkan nama saya Sofa Kusuma Dewi Prodi
Pendidikan Sosiologi/2014 telah melakukan pengabdian di sekolah SDN Ngadas 1 Kecamatan Poncokusuma Kabupaten
Malang. Para siswa mengungkapkan bahwa sekolah itu tempat untuk menuntun ilmu,
untuk mendapatkan teman banyak untuk bermain .Para siswa SDN Ngadas 1 sangat
menyukai tempat berlangsungnya belajar pembelajaran yang ditempuh sekarang ini.
Minat
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus dan melakukannya
dengan rasa senang . Hal itu terjadi pada siswa SDN Ngadas 1 di mana menghabiskan
separuh hidupnya berada di sekolah karena mereka senang melakukan belajar untuk
mendapatkan ilmu, mendapat teman banyak untuk diajak bermain. Selain
kehidupannya belajar di sekolah juga belajar di rumah.
Pada saat
berada dirumah para siswa SDN Ngadas 1 meluangkan waktunya untuk belajar
diladang yang mana siswa SDN Ngadas 1 sangatlah berbeda dari siswa-siswa
sekolah lainnya. Para siswa SDN Ngadas 1 setelah selesai belajar di sekolah
belajar diladang untuk membantu orang tuanya bekerja karena di daerah Ngadas
rata-rata orang tuanya bekerja sebagai petani. Dari penjelasan diatas sesuai
dengan teori belajar bahwa belajar itu tidak hanya membaca dan mendengarkan
guru berbicara didepan tetapi juga diluar konteks pendidikan formal.
Pada
pernyataan-pernyataan tersebut terbentuklah judul yaitu Kehidupanku Bagaikan
Cabai Pedas. Pada judul tersebut terdapat makna-makna yang mempunyai arti yaitu
ketika seseorang menyukai cabai yang pedas walaupun sepedas apapun seseorang
tersebut akan diulangi kembali atau terus-menerus makan cabe pedas artinya para
siswa SDN Ngadas 1 sangat mempunyai semangat untuk belajar disekolah agar
tercapai suatu cita-citanya tetapi mereka dalam mewujudkan itu mempunyai
tantangan yang sangat berat seperti kurangnya fasilitas sekolah dan mempunyai
kewajiban membantu pekerjaan orang tua. Walaupun mempunyai tantangan tersebut
mereka dengan senang hati menjalaninya.
Dari judul
tersebut terbukti pada saat berlangsungnya belajar-pembelajaran pada kelas 3
SDN Ngadas 1. Pada saat itu materinya adalah puisi, cerita pendek, dan dongeng.
Para siswa mempunyai keinginan yang luar biasa untuk mengetahui apa yang belum
iya ketahui. Hal itu terlihat pada saat materi diarahkan banyak siswa yang
ingin maju kedepan karena ingin bisa. Siswa kelas 3 berusaha memahami materi
yang diberikan dengan cara yang sederhana yaitu memahami tulisan yang ada
dipapan tulis tersebut.
Mereka tidak
menyukai adanya perbedaan walaupun dalam 1 kelas itu ada 2 agama tetapi mereka
tidak menyukai perbedaan. Hal tersebut terbukti pada saat kakak-kakak dari
Umengajar memberikan teka-teki puisi dan
terdapat 2 orang yang tepat dalam mengisi teka-teki tersebut banyak siswa yang
tidak meyukai apabila terdapat perbedaan dalam cara memperlakukannya.
Siswa kelas 3
mempunyai antusis yang tinggi untuk mengisi kekosongan yang ada di lembar soal
tersebut. Tetapi pada saat itu banyak sekali siswa yang protes atau ketidak
setujuan siswa pada cita-cita yang didapatkannya. Siwa kelas 3 mempunyai
cita-cita yang tinggi seperti menjadi dokter, guru, polisi. Siswa kelas 3 lebih
menyukai membuat puisi tentang petani sebab orang tua mata pancahariannya
adalah petani. Walaupun dengan latar belakang petani yang mana tidak jelas alur
pendidikan yang dapat mewujudkan cita-citanya, siswa kelas 3 masih
bersungguh-sungguh belajar disekolah. Hal tersebut sesuai dengan teori
pandangan dunia Max Weber bahwa apabila terdapat kontradiksi-kontradiksi dalam
menjalani kehidupan berusahalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Teori dramaturgi
oleh Erving Goffman bahwa seseorang itu membutuhkan tempat bersandiwara untuk
menjaga hubungan individu satu dengan
individu yang lain. Dari teori tersebut sesuai dengan materi cerpen siswa kelas
3 sangat senang menyeritakan kehidupannya.Walaupun dalam isi cerita tersebut
terdapat beberapa yang tidak sewajarnya anak SD lakukan seperti mencangkul,
menanam kentang, memasak dengan senang hati. Di masa kecil siswa kelas 3 banyak melakukan aktivitas yang
seharusnya tidak ditempatkan pada anak SD. Dongeng menurut anak kecil adalah
suatu hal yang biasa didengar tetapi pada siswa kelas 3 SDN Ngadas itu adalah
suatu hal yang jarang didengar.
Komentar
Posting Komentar