Kemajuan suatu negara didukung oleh pendidikan
yang berkualitas dan dukungan insfrastruktur yang memadai serta adanya dukungan
penuh dari pemerintah. Di Indonesaia banyak sekolah yang masih memprihatinkan
baik dalam infrastruktur sekolah yang belum memadai, ataupun karena kurangnya
tenaga pengajar yang peduli terhadap pendidikan di daerah-daerah pelosok.
Berbicara masalah sekolah di daerah pelosok, SDN
01 ngadas salah satu contohnya. Ngadas merupakan salah satu desa di lereng
gunung Bromo di mana penduduknya mayoritas asli keturunan suku tengger. Salah
satu sekolah yang berada di desa tersebut adalah SDN 01 Ngadas. Sekolah ini
mempunyai murid kurang lebih 90 banyaknya. Di SDN 01 Ngadas, terdapat 4 ruang
kelas yakni, ruang kelas I dan II yang digabung tanpa adanya sekat, ruang kelas
III dan IV yang digabung tetapi terdapat sekat pemisah, ruang kelas V dan yang
terakhir ruang kelas VI.
Sebagai masyarakat Indonesia yang peduli mengenai
pendidikan di Indonesia, alangkah baiknya kita juga bereperan aktif untuk
membangun negeri ini agar menjadi negeri maju dan sejahtera. UMengajar sebagai gerakan mahasiswa, turut berperan aktif
dalam membantu menyebar luas serta meratakan pendidikan di Indonesia. UMengajar
batch 3 memulai pengabdian di SDN 01 Ngadas. Beradasarkan pengalaman pribadi,
selama pengabdian banyak hal baru yang dapat dijadikan bahan pelajaran.
Pertama, di daerah pelosok seperti di
desa Ngadas contohnya. Kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan masih
kurang. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dimaksudkan agar dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Masyarakat di desa Ngadas
mayoritas mata pencaharian penduduknya sebagai petani kentang. Bisa jadi orang
tua akan menyarankan anak-anaknya untuk menjadi petani kentang dan melanjutkan
mengolah lahan milik keluarga. Dari sini anak akan beranggapan untuk apa
belajar dengan tekun, ketika pada akhirnya mereka akan menjadi petani kentang. Sesuai
teori hegemoni ketika seseorang menjalani kehidupan maka secara tidak sadar
orang tersebut pasti mempunyai keyakinan yang tertanam kuat di dalam dirinya. Meskipun
ada juga yang bercita-cita menjadi guru, polisi, dokter, dll.
Kedua, Ngadas termasuk desa yang jauh dari hiruk
pikuk kota. Penduduknya masih tidak terpengaruh oleh gemerlapnya kehidupan
kota. Siswa-siswa di SDN 01 Ngadas mempunyai karakter yang sangat beragam. Karakter
siswa yang seperti itulah yang merupakan ciri khas SDN 01 Ngadas. Siswa-siswa di
SDN 01 Ngadas termasuk anak-anak yang mudah menangkap pelajaran. Bahkan siswa
kelas I rata-rata pandai berhitung, membaca dan menulis. Setiap peserta didik
mempunyai potensi yang berbeda-beda. Tetapi terkadang orang disekitar mereka
tidak paham potensi apa yang dimiliki seorang anak, sehingga potensi tersebut
tidak diarahkan untuk dapat dimaksimalkan. Sebaliknya orang tua atau bahkan
guru akan memaksakan kehendak pribadinya dan mengarahkan anak untuk mengikuti
kemauan mereka. Disini, peran orang tua yang dapat sangat berpengaruh. Sebagai
orang tua yang baik dan bijaksana, mereka harusnya membiarkan sang anak untuk
menggali potensi yang ada pada dirinya. Selanjutnya orang tua hendaknya
membantu serta memfasilitasi anaknya untuk menggali potensi tersebut. Dengan
begitu diharapkan potensi anak akan jauh lebih maksimal.
Ketiga, rata-rata penduduknya menganut agama
Hindu, Budha, atau Islam. Meskipun demikian, antara pemeluk agama satu dengan
yang lain saling menghormati. Hal ini menandakan bahwa meskipun mereka
mempunyai perbedaan, tetapi perbedaan tersebut tidak dijadikan alat perpecahan.
Justru bagaimana mereka belajar untuk saling mengerti, memahami dan menerima
perbedaan satu dengan yang lain. Fakta di lapangan, jarang ada masyarakat yang
hidup rukun ketika di dalamnya ada suatu perbedaan. Yang malah sering terjadi
adalah perbedaan-perbedaan kecil di masyarakat mampu menjadikan timbulnya
konflik serta perpecahan yang luar biasa. Bagaimanapun banyak hal yang dapat
kita jadikan pelajaran dari desa ini. Meskipun tempatnya masih cukup pelosok
dan susah dijangkau dari kota tetapi dengan keadaan seperti itu mereka malah
mampu hidup rukun dan damai.
Menurut saya, sebaiknya perlu dilakukan upaya
pemerataan pendidikan di Indonesia. Karena kurang meratanya pendidikan di
Indonesia menjadi suatu masalah klasik yang hingga kini belum ada
langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk menanganinya. Selain itu,
budaya yang ada sebaiknya tetap dilestarikan agar budaya yang ada tidak hilang
di tengah perkembangan jaman.
Komentar
Posting Komentar