Sabtu,
21 Oktober 2017, tepat tanggal ini Kelompok Bromo melakukan Pengabdian Akbar 1 pada
minggu ke-2. Pengabdian kali ini memiliki seribu cerita dengan sejuta makna.
Iya, pada pengabdian ini Kelompok Bromo merasakan hawa dilema saat awal
keberangkatan. Bagaimana tidak, pada pengabdian kali ini ada banyak kendala
dalam melaksanakan pengabdian. Mulai dari pemberangkatan yang kurang komunikasi
karena memang ada beberapa teman yang terpisah pemberangkatannya bukan di
gerbang Semarang UM, namun dia menunggu di pasar Pakis, selain itu ada salah
satu teman kami yang bangunnya kesiangan, dan itu membuat jadwal keberangkatan kami
menjadi jauh lebih lama dibandingkan minggu lalu. Proses perjalanan pun
berjalan kurang mulus dikarenakan cara kami berkendara ada yang cepat ada yang
lambat, sehingga hal ini mengakibatkan ada yang sudah sampai duluan dan harus
menunggu yang lainnya. Saat sampai di sekolah SDN Taji 01, kurangnya kesiapan kami
dalam menyiapkan senam menjadikan senam minggu lalu digunakan kembali. Hal ini
tentu membuat adik-adik SD menjadi bosan dan kurang bersemangat.
Proses
pembelajaran ditiap-tiap kelas merupakan pengalaman luar biasa. Bertemu dengan
adik-adik SD melihat tawanya, namun dengan segudang kejahilan mereka untuk
mendapatkan perhatian lebih dari kami. Kelas 1 dan kelas 2 yang berada dalam
kelas yang sama tanpa sekat pemisah, dengan jumlah murid yang berbeda. Kelas
ini merupakan kelas yang sangat heterogen, bagaimana tidak? Kelas ini tak hanya
diisi oleh siswa kelas 1 dan kelas 2 melainkan ada orangtua siswa yang ikut
andil dalam proses pembelajaran masuk dalam
kelas. LD kelas 1 dan kelas 2 saat pembukaan untuk menyanyikan lagu
dinyanyikan dengan bersama-sama. Hal ini susul oleh kelas 3 yang hanya memiliki
sekat tembok dengan ketinggian 1 meter dengan kelas 1 dan 2, sehingga suara
siswa kelas 3 sangat terdengar jelas di kelas 1 dan 2 , serta begitu
sebaliknya. Untuk itu saat menyanyikan lagu khusus lagu nasional yaitu Garuda
Pancasila, ketiga kelas ini menyanyi bersama-sama dengan suara yang beradu
keras.
Beranjak
dengan proses pembelajaran kelas 3 yang jumlah siswanya hanya 7 orang dengan
kemampuan untuk menguasai kelas sangat besar. Ada siswa yang suka untuk bermain
lebih dibandingkan belajar menulis, ada siswa yang menulisnya lama, ada juga
siswa yang lebih suka untuk mempengaruhi temannya untuk lekas pulang atau
mengganggu proses pembelajaran kelas lain. Sama halnya dengan kelas 4 yang
cenderung aktif di kelas hingga ada siswa yang berkelahi di kelas dengan
serius. Kelas 5 yang merupakan kelas tertinggi kedua sebelum kelas 6. Kelas ini
adalah kelas yang pasif menurut kakak LO karena keseriusan saat proses
pembelajaran berlangsung. Bagi siswa kelas 6 yang menjadi kakak tertua untuk
adik-adiknya menjadi contoh bagi adik-adiknya juga melakukan hal yang sama
dengan adik-adik kelasnya yaitu bertengkar di dalam kelas.
Istirahat
menjadi hal yang sangat diinginkan bagi adik-adik karena mereka dapat bermain
kesana kemari, bermain gobak sodor, bermain sepak bola, membeli jajan, minum es
kesukaan mereka, dan ada juga beberapa yang ingin kukunya dipotong oleh kami.
Saat proses hasta karya semua kelas berjalan dengan cukup baik walaupun ada
beberapa hasta karya kami yang ikut serta dibawa adik-adik. Saat proses
pulangpun jauh lebih cepat dibandingkan minggu lalu, hal ini masuk dalam data
evaluasi.
Proses
evaluasi berjalan dengan tegang tanpa senyuman, karena memang kami menyadari
ada berbagai rasa bersalah, kecewa, marah, benci dalam satu waktu. Proses ini
membuat kami sadar betapa pentingnya komunikasi. Komunikasi antara kami dengan
LO, dengan sesama anggota Kelompok Bromo, dengan adik-adik dan jajaran guru,
kepala sekolah SDN Taji 01. Komunikasi yang menjadi kunci dasar berjalannya
proses pengabdian ini. Komunikasi juga yang akan menunjukkan kreativitas kami.
Kreativitas yang seharusnya tanpa batas, kreativitas yang seharusnya
ditunjukkan dalam menggunakan media dan hasta karya yang akan menjadi semangat
belajar adik-adik siswa SDN Taji 01.
Pada
sekolah ini kami menemukan kebahagiaan dalam keunikan-keunikan siswa SDN Taji
01 dari berbagai karakter dan kebiasaan mereka yang pasti akan menimbulkan
gelak tawa bagi yang melihatnya, namun kami juga dilema dengan masa depan
adik-adik jikalau terus-terusan dalam dunia bermain mereka tanpa ada penegasan
akan belajar. Untuk itu proses evaluasi minggu ini yang memang terasa
“menampar” hati dan pikiran kami untuk sadar betul akan apa yang seharusnya kami
lakukan bagi adik-adik agar lebih baik lagi ke depannya. Bangga mendidik, mengabdi, dan menginspirasi anak bangsa.
Komentar
Posting Komentar