Jam kuning karakter minion berbunyi “kringggggg” menandakan waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB. Bergegas aku beranjak dari tempat tidur untuk segera melaksanakan sebuah kewajibanku sebagai seorang muslim ya benar saja aku harus segera melaksanakan ibadah sholat subuh sebelum batas waktunya habis. Setelah selesai aku mengecek note yang berisi agenda ku pada hari ini. Dan betapa kagetnya aku setelah mengetauhi bahwa hari ini adalah hari pertama buatku untuk melaksanakan Pengabdian Akbar 1 di organisasi yang baru saja ku ikuti. Tapi tunggu sebentar, sepertinya aku lupa memperkenalkan diriku. Baik perkenalkan namaku Alviana biasa dipanggil alvi. Aku adalah mahasiswa kupu-kupu. “wkwkwkkwkw” ya pasti kalian tahulah singkatan itu. Yang tidak lain tidak bukan singkatan mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa kuliah-pulang kuliah-pulang. Istilah tersebut memang layak dinobatkan padaku karena memang di semester 1-2 aku mahasiswa yang seperti itu. Tapi kali ini serius aku mahasiswa semester 3 di salah satu universitas ternama di Indonesia. Kampus ku berada di salah satu kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia. Yap betul banget kota Malang, dan coba tebak aku kuliah di universitas mana ? Universitas Brawijaya ? Oh ya memang benar itu universitas tetangga alias kampus sebelah “wkwkkwwkwk” bercanda-bercanda aku kuliah di Universitas Negeri Malang. Kampus ku juga gak kalah kok namanya sama kampus sebelah itu. Masing-masing universitas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tentunya. Next aja ya mumpug aku inget, sebulan yang lalu aku mengikuti open recruitmen sebuah organisasi yang bernama GEMAPEDIA.
Apa sih gemapedia itu ? GEMAPEDIA adalah sebusah organisasi yang bergerak dibidang Pendidikan. Kepanjangan GEMAPEDIA sendiri adalah Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan. Entah apa yang membuatku ingin sekali mengikuti organisasi tersebut. Melihat latar belakangku sebelumnya yang dinobatkan sebagai mahasiswa “kupu-kupu” tentunya tidak mungkin kan ? Tapi kembali lagi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin baru sekarang aku tersadar kalau aku harus mencoba sebuah hal baru agar aku bisa mendapat pengalaman-pengalaman baru tentunya. Sehari sebelum pendaftaran ditutup aku segera mendafarkan diriku untuk mengikuti open recruitmen itu. Hari demi hari pun berlalu setelah aku mengkuti berbagai tahap yang telah ditentukan. Namun alangkah kagetnya aku setelah membuka situs web GEMAPEDIA yang menyantumkan siapa saja yang akan lolos dan menjadi Laskar Dewantara Batch VI dan ternyata namaku tercantum disalah satu kolom deretan nama yang dipilih menjadi Laskar Dewantara Batch VI. Suatu hal yang kadang tidak bisa kupercayai karena seorang yang dulunya seperti itu sekarang menjadi seorang anak yang berorganisasi. Ini awal yang bagus pikirku karena aku sangat antusias sekali untuk mengikuti organisasi tersebut.
Namun pagi ini hari tidak bersahabat denganku sepertinya. Bagaimana tidak aku benar-benar lupa akan agenda pertama ku yang sangat ku tunggu-tunggu dan penting ini. Sebuah ketelodaran yang tidak manusiawi, masak iya masih muda sudah pelupa keterlaluan bukan ?. Tidak pakai lama dan tidak mau membuang-buang waktu aku segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Namun perjalanan aktivitasku hari ini masih saja ada ujiannya. “bremmm-bremmm” sudah selesai aku memanasi Omiku alias motor metic yang selalu menjadi saksi bisu sebuah perjalan-perjalan yang telah kulewati. Dan kini saatnya aku untuk berangkat, namun ternyata bensin Omiku habis jarumnya sudah berada dibawah dihuruf yang bertuliskan E. “Omii Omiiii kenapa kamu ikut-ikutan tidak bersahabat juga sih” omelku. Tanpa buang-buang waktu aku segera pergi ke SPBU terlebih dahulu agar aku dan Omi tidak macet di tengah perjalanan. Namun lagi dan lagi ujianku tidak hanya berhenti disitu saja. Entah apa yang membuat manusia-manusia ini pagi-pagi buta sudah mengantri panjang di SPBU. “memang tidak bisa apa nanti dulu beli bensinnya kan kasihan sama orang-orang yang sedang terburu-buru seperti aku ini misalnya” omelku lagi dan tanpa sadar aku mengomel terlalu keras sampai-sampai pengendara yang antri disebelah ku ikut menyaut “setiap orang itu ya punya kesibukan masing-masing mbak, bukan mbak aja yang punya kesibukan”.
Aku hanya membalas dengan tatapan sewot karena aku memang lagi males untuk meladeninya. Dan setelah mengantri cukup lama aku langsung melanjutkan perjalanan pergi ke kampus. “duhhhh aku pasti sudah terlambat sekali ini” omelku didalam hati sembari tetap fokus mengendarai Omi dan terus menerus melirik jam yang setiap detiknya masih saja berjalan. Saat itu aku punya keinginan untuk bisa menghentikan waktu walaupun sebentar saja hehehe. Namun khayalanku buyar begitu saja saat aku sudah sampai dititik kumpul keberangkatan semua Laskar Dewantara batch VI. Semua mata tertuju padaku makin salah tingkah aku dibuatnya. “maaf kak” kata itu yang mampu ku ucapkan kepada kakak-kakak Liaison Officer (LO). Setelah beberapa kakak-kakak LO menanyakan alasanku dan setelah aku menjelaskan semuanya kita segera berangkat ke tempat tujuan pengabdian. Aku melakukan pengabdian ini bersama teman-teman baruku. Aku dan 11 temanku lainnya melakukan pengabdian di SDN Taji 02. Alamat SDN Taji 02 berada di Desa Taji,Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Perjalanan dari Universitas Negeri Malang menuju SDN Taji 02 kurang lebih ditempuh selama satu jam setengah. Ya memang lumayan memakan waktu yang cukup lama juga dikarenakan lokasi SD tersebut berada dilereng gunung Semeru. Di setiap perjalanan sukses membuatku sangat mensyukuri apa yang telah diciptakan oleh Tuhan. Tuhan sangatlah sempurna dalam menciptakan seluruh keindahan alam semesta ini beserta isinya. Begitupun dengan alam, mereka tak mau kalah untuk menyuguhkan berbagai hal yang mampu menyulap mata dan membuat bibir ini tak hentinya berucap mengagungkan sebuah hasil ciptaan-Mu.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya aku dan teman-teman tiba ditempat tujuan kita. SDN Taji 02 sebuah papan betenggerkan nama sebuah sekolah yang berada dilereng gunung Semeru tersebut. Masih sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Namun aku hanya melihat sedikit sekali murid disini mungkin mereka belum pada datang pikirku. Setelah melaksanakan pembukaan acara setiap anak melaksanakan tugasnya masing-masing. Setiap anak dibagi tugas untuk mengajar. Ada yang mengajar dikelas 1 dan 2, ada yang dikelas 3 dan 4, dan adapula yang mengajar dikelas 5 dan 6. Setiap kelas ada 2 orang Laskar Dewantara (LD) yang mengajar. Disini kita fokus untuk mengajar dalam bidang mata pelajaran Bahasa Inggris. “hei kakak cantik” celetuk salah satu siswi imut dan mungil itu. Aku belum mengenal mereka bahkan satu pun tidak ada yang aku kenal. Lalu aku segera mendekatinya dan membungkukkan badan, “hei adek imut nama kamu siapa ?” dengan malu-malu dia menjawab “risa kak”. “Oh hai risa kenalin nama kakak alviana risa boleh panggil kak alvi yaa” sapaku. “baik kak alvi ayo kita masuk kedalam kelas kak” tangan mungilnya sambil menggandeng tanganku. Aku menurut dia menuntunku masuk ke dalam kelas. Sesampainya di kelas aku melihat wajah-wajah polos teman risa. Aku kira sekolah ini sama seperti sekolah lainya. Namun ternyata aku salah sekolah ini berbeda. Sekolah ini hanya memiliki jumlah murid yang kurang lebih hanya berjumlah 40 orang. Dan setiap ruang kelas di sekolah ini diisi oleh 2 kelas, bisa dibayangkan betapa susahnya kita menyampaikan materi dan mengatur kondisi suasana di dalam kelas agar tetap kondusif dan nyaman. Tetapi itu semua bukan keluhan buat aku dan teman-teman LD lainnya. Itu adalah sebuah tantangan buat kita semua. Pengabdian akbar 1 yang pertama sudah selesai pengabdian selanjutnya akan dilanjutkan di minggu berikutnya.
Minggu
ke 2 ...
Baru saja ku turun dari Omiku tangan kecil memelukku dari
belakang. Aku menoleh dan benar saja risa sedang memelukku sambil terisak. Aku
kaget lalu aku bertanya “risa kamu kenapa ? apa ada yang nakal sama kamu ?’
setelah aku bertanya seperti itu dia langsung mengusap bekas air matanya dan
bilang “enggak kok kak, risa hanya kangen sama kak alvi habisnya buat ketemu
kakak harus menunggu selama seminggu dulu” dengan diiringi bibir manyunnya.
Tentunya mendengar celotehan polos risa tanpa sadar air mataku pun tak mau
kalah buat jatuh juga akhirnya. “loh kakak kok ikut nangis juga, jangan nangis
kak, kakak kan sudah besar” lagi dan lagi jari-jari mungilnya langsung bergerak
mengusap air mataku. “kakak tersentuh dengan cara kamu sayang, baru kali ini
kakak merasakan hal yang seperti ini” omongku dalam hati. Setelah itu aku
mengajak risa masuk kedalam kelas. Selajutnya seperti biasa kita melakukan
proses belajar mengajar. “kringgggggg” lonceng tanda pulang sekolah pun
berbunyi. Akhirnya kita mengakhiri proses belajar mengajar pada hari ini. Dan
seperti biasa sebelum pulang kita selalu salim sapa dan salam. Setelah semua
sudah keluar kelas, ternyata masih ada satu anak yang enggan keluar kelas. Dan
ternyata anak itu adalah Risa. “Loh risa, kenapa kamu tidak segera pulang?”
tanyaku. “Apakah minggu depan aku masih bisa bertemu kakak ?” pertanyaan risa
membuatku sedikit tersentak. Dengan jawaban enteng aku segera menjawab “ya
pasti dong masih bisa ketemu dengan kakak, minggu depan risa datang ke sekolah
ya”. Tanpa ada jawaban dia hanya mengalungkan senyum dan pergi ke luar kelas. Hari
itu aku sudah selesai melakukan segala aktivitasku.
Minggu
ke 3 ...
Tibalah hari yang kutunggu-tunggu. Hari ini aku semangat
sekali untuk melakukan pengabdian di minggu ke tiga. “selamat pagi adik-adik”
sapaku disetiap awal sebelum dimulainya belajar mengajar. “selamat pagi kak”
jawab meraka dengan kompak. Melihat dari kejauhan aku lega karena masih bisa
melihat Risa. “Bukan apa-apa kok omongannya Risa minggu lalu”, yakinku dalam
hati. Seperti biasa aku mengecek kuku dan kelengkapan alat tulis pada setiap
anak dan tak lupa menanyakan hal-hal kecil seperti kabar, dan pertanyaan yang
menyangkut aktivitas keseharian. Tibalah aku dibangku Risa, “Risa bagaimana
kabar kamu?” ada yang berbeda dari Risa hari itu dia hanya diam setiap kali ku
tanya ini aneh karena tidak seperti biasanya sikap Risa seperti ini. Aku
berusaha menyikapi dengan biasa dan tetap berfikiran positif “mungkin risa
sedang malas berbicara denganku” keluhku didalam hati. Tanpa terasa hari itu
berjalan sangatlah cepat dan tak terasa kita sudah harus berpisah lagi. Sampai
diujung proses belajar mengajar Risa tidak mengeluarkan satu kata pun. Tanpa
berfikir panjang aku langsung mendekati Risa disaat anak-anak yang lain sudah
pergi meninggalkan ruang kelas. Hanya aku dan Risa yang tersisa didalam ruang
kelas tersebut. “Risa kamu kenapa ? Risa marah sama kakak ?” bukan jawaban yang
kudapat melainkan hanya gelengan kepala. Tak lama risa mengeluarkan sebuah
kotak yang sudah dibungkus rapi dan cantik sekali. “Ini apa Risa ?”. “Boleh
bukanya saat kak Alvi sudah sampai di Kota ya”. “Baik kalau itu mau kamu Risa,
ini kakak terima dan terima kasih banyak yaa” sambil ku memeluknya. “Yaudah
Risa pulang dulu kak, kakak pulangnya hati-hati ya, kakak harus tetap semangat
ya kuliahnya, kakak harus bisa jadi panutan orang sekitar ya harus bisa
banggain kedua orang tua kak Alvi ya oh ya kakak juga harus jaga kesehatan,
jangan lupa makan, jangan sering begadang juga, Risa sayang kakak” pesan
panjang Risa buatku. “iya Risa siap” sambil mengangkat tangan dengan gerakan
menyerupai orang hormat. Kami pun tertawa bersama-sama. Lambat laun bayangan
Risa menghilang yang artinya berarti dia sudah keluar kelas. Dan akhirya aku
dan teman-teman pulang kembali ke kota. Rasanya hari itu aku lelah sekali.
Bulan sudah tak malu untuk menampakkan sinarnya tak mau kalah pancaran
sinar-sinar bintang membuat sempurna pemandangan langit malam ini. Sebelum
menutup mata aku teringat bahwa ada sesuatu yang harus aku buka karena aku
sudah penasaran apa isinya. Ku raih tas ku diatas meja dan mengambil sebuah
kotak yang telah terbungkus rapi ya benar ini pemberian Risa tadi. Tak butuh
waktu lama untuk membuka isi kotak tersebut. Alas pembungkus sudah terlepas
nampak sebuah surat diatas kotak tersebut. Halaman pertama bertuliskan untuk
kak Alvi. Halaman kedua berisikan tulisan yang agak panjang. Isinya adalah..
“Hai kak alvi, pasti sekarang kak Alvi sudah berada di kota ya. Aku Cuma mau ngucapin terimakasih buat kak alvi. Makasih sudah mau ngajarin Risa dan teman-teman kak. Maaf kalau kadang kita engga nurut sama kak Alvi. Maaf kalau kadang kita susah dibilangi sama kak Alvi. Aku senang diajar sama kakak. Kakak orangnya baik, sabar, suka senyum, suka ngehibur kita. Kakak inget nggak ? saat aku tiba-tiba meluk kakak sambil nangis ? alasan yang ku ucapkan waktu itu, itu bohong kak, maaf ya kak Risa harus berbohong sama kakak. Risa pas itu nangis karena nahan sakit kak, Risa engga mau buat kak Alvi khawatir akhirnya Risa bilang kayak gitu. Iya risa mengidap Leukimia kak, Risa sering tiba-tiba lemes dan sering mimisan kak. Tetapi sejak ketemu kak Alvi, Risa seperti lupa kalau mengidap penyakit seperti itu. Kak Alvi yang bikin Risa semangat buat ngejalanin hari dan melawan penyakit ini. Dan mulai besok Alvi harus menjalani serangkaian pengobatan kak. Alvi dibiayai sama Om Risa yang ada di Jakarta kak. Hari ini Risa sengaja diam saja dikelas karena Risa sedang nahan nangis Risa nggk mau nangis didepan kak Alvi. Do’a in Risa berhasil melawan penyakit ini ya kak. Dan ini Risa punya kenang-kenangan buat kakak. Kakak pernah bilang ke Risa kalau kakak suka sekali dengan karakter Minion, dan Minggu lalu aku bikinin ini buat kakak. Semoga kakak suka ya. Semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi ya. Kalau tidak bisa bertemu di Dunia semoga kita bertemu di Surga ya kak. Jangan pernah lupain Risa ya kak, Risa sayang kakak”.
“Hai kak alvi, pasti sekarang kak Alvi sudah berada di kota ya. Aku Cuma mau ngucapin terimakasih buat kak alvi. Makasih sudah mau ngajarin Risa dan teman-teman kak. Maaf kalau kadang kita engga nurut sama kak Alvi. Maaf kalau kadang kita susah dibilangi sama kak Alvi. Aku senang diajar sama kakak. Kakak orangnya baik, sabar, suka senyum, suka ngehibur kita. Kakak inget nggak ? saat aku tiba-tiba meluk kakak sambil nangis ? alasan yang ku ucapkan waktu itu, itu bohong kak, maaf ya kak Risa harus berbohong sama kakak. Risa pas itu nangis karena nahan sakit kak, Risa engga mau buat kak Alvi khawatir akhirnya Risa bilang kayak gitu. Iya risa mengidap Leukimia kak, Risa sering tiba-tiba lemes dan sering mimisan kak. Tetapi sejak ketemu kak Alvi, Risa seperti lupa kalau mengidap penyakit seperti itu. Kak Alvi yang bikin Risa semangat buat ngejalanin hari dan melawan penyakit ini. Dan mulai besok Alvi harus menjalani serangkaian pengobatan kak. Alvi dibiayai sama Om Risa yang ada di Jakarta kak. Hari ini Risa sengaja diam saja dikelas karena Risa sedang nahan nangis Risa nggk mau nangis didepan kak Alvi. Do’a in Risa berhasil melawan penyakit ini ya kak. Dan ini Risa punya kenang-kenangan buat kakak. Kakak pernah bilang ke Risa kalau kakak suka sekali dengan karakter Minion, dan Minggu lalu aku bikinin ini buat kakak. Semoga kakak suka ya. Semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi ya. Kalau tidak bisa bertemu di Dunia semoga kita bertemu di Surga ya kak. Jangan pernah lupain Risa ya kak, Risa sayang kakak”.
Gemetar
tangis isak sudah mengucur sedari tadi, entah bingung apa yang harus aku
lakukan. Satu hal yang benar-benar diluar dugaanku bahwa sosok kecil mungil
imut ceria seperti itu sudah diberi ujian yang begitu berat oleh Tuhan. Lalu
aku membuka kotak tersebut terdapat boneka mungil berbentuk karakter minion
dengan jahitan yang tidak rapi tetapi lucu. Dan aku kembali tidak bisa menahan
isak tangis ini. “Kakak tidak akan lupa sama kamu Risa, Risa kuat Risa bisa
sembuh” doaku malam ini sebelum ku tutup mata ini.
Minggu
ke 4 ..
Hari ini adalah Pengabdian terakhir ku di sekolah ini. Aku
berusaha kuat menerima kenyataan ini. Aku menjalani proses belajar mengajar
seperti biasa. Sesekali aku melihat bangku kosong diujung sana. Ya benar bangku
kosong itu milik Risa. Tetapi sekali lagi aku harus kuat. Acara perpisahan pun
telah usai juga. Sebelum aku dan para Laskar Dewantara (LD) kembali ke kota.
Aku menyempatkan berbincang-bincang pada salah satu guru disana. Tanpa
menyia-nyiakan waktu aku segera menanyakan keadaan Risa terhadap guru tersebut.
Dan ternyata memang benar, “Risa adalah salah satu siswa yang aktiv dan ceria,
Risa itu tidak pernah mengeluh, Risa yang selalu ngasih semangat ke
teman-temannya, dan Risa juga yang minta agar semua guru-guru disini untuk
menyembunyikan tentang penyakitnya” jelas bu guru Risa. “apa alasan Risa begitu
bu ?” tanyaku. “Risa tidak mau membuat teman-temannya khawatir, disaat Risa
pergi untuk berobat seperti ini saya disuruh bilang kalau Risa sedang pergi
berlibur” jelas bu guru Risa lagi. Berpamitan dan ucapan maaf serta terimakasih
tak lupa kita ucapkan kepada guru-guru disana. Saatnya aku dan teman-teman
Laskar Dewantara berpamitan dan kembali ke kota.
Banyaknya pengalaman baru, cerita kehidupan yang baru. Canda
tangis tawa menghiasi perjalanan sebuah pengabdian yang aku dan teman-teman
lakukan. Ini bukan perkara mudah sebuah keikhlasan yang wajib ditananmkan pada
setiap individu. Ilmu itu akan terus bermanfaat saat kita terus untuk
membagikannya. Tetapi tanpa ada niat kita juga tidak akan seperti ini. Kita
hanya perlu niat, do’a dan keikhlasan untuk berbuat hal-hal sepeerti ini. “Risa
yang kuat yaa Risa harus berjuang Risa harus semangat” salam kakak yang kakak
titipkan ke Tuhan. Semoga kamu mendengarnya ya sayang. Dari Risa kakak belajar
banyak hal terimakasih malaikat kecil kakak, ijinkan kami bertemu lagi tuhan,
entah di dunia maupun di Surga-Mu.
Sekian
.
Komentar
Posting Komentar