BERBAGI ILMU DI SEKOLAH AWAN
“Kring-kring” alarmku berbunyi, kulihat
jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Dengan suasananya yang masih mengantuk
aku mulai mencoba membuka mata dan meninggalkan tempat yang empuk ini. Seketika
aku teringat bahwa hari ini aku harus melakukan pengabdian pertamaku. Mataku
sontak terbelalak dan lekas meninggalkan tempat yang kutempati. Kuraih gayungku
dan mulai melakukan persiapan sebelum berangkat. Tak lupa aku melakukan sholat
subuh setelah mandi. Jam menunjukkan pukul 05.15 WIB saatnya aku berangkat dan
melakukan perjalanan seruku. Hari ini aku akan melakukan pengabdian ke sebuah
SD yang jauh dari hiruk pikuk kota dan jauh dari kebisingan suara motor dan
mobil. Yang ada hanyalah hutan pohon nan rindang. Sebuah dusun di atas awan
yang menjadi tujuan pengabdianku pagi ini. Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, daerah
kawasan Bromo Tengger Semeru. Sebuah desa yang masih kental akan keasrian nya.
Di sana terdapat sebuah sekolah yang berdiri menjadi tempat adik-adik Dusun
Jarak Ijo belajar. Sekolah itu bernama SDN Ngadas 2, sekolah indah di atas
bukit dengan adik-adik yang lucu dan menggemaskan.
Sampai di kampus, jam menunjukkan pukul
enam pagi. Teman-teman sudah berkumpul dan persiapan berangkat.
Setelah semua berkumpul, kami melakukan doa bersama agar di berikan kelancaran
selama di perjalanan. Namun, anggota kelompok kami SDN Ngadas 2 belum lengkap.
Aku dan teman-teman menuju ke kampus 2 yang terletak di Sawojajar. Di sana
sudah ada beberapa teman kami yang menunggu. Agar tidak kesiangan, segera kami melanjutkan
perjalanan menuju tempat pengabdian ditemani dinginnya udara pagi. Perjalanan kesana
memang sedikit menantang dengan jalan menanjak yang memacu adrenalin. Di tengah
perjalanan kami mengalami masalah, salah satu motor dari teman kami bannya
bocor. Semua teman-teman kami panik dan segera membantunya. Masalah tersebut tidak
menghentikan perjalanan kami menuju lokasi tempat pengabdian. Kami membantu dengan
mencarikan tempat tambal ban di sekitar jalan yang kami lewati. Setelah selesai
kami melanjutkan perjalanan.
Hawa dingin pagi ini semakin
menjadi-jadi saat kami memasuki kawasan Bromo Tengger Semeru. Jalan semakin
menanjak dan berkelok, kelihaian seorang pengendara motor diuji di sini. Di tambah
dengan kencangnya angin yang membuat suasana sedikit serius. Keindahan alam
yang biasanya terlihat kali ini tidak terlihat akibat badai angin. Debu-debu
berterbangan menyapu wajah kami dan angin kencang kerap kali menggoyahkan pengendara
motor. Saat aku kehilangan keseimbangan akibat angin yang terlalu kencang, jalan
yang semakin menanjak, berkelok dan menurun yang membuatku harus lebih
berhati-hati lagi mengendarai motor. Saat aku melewati sebuah tanjakan yang
cukup menakutkan di tambah dengan kanan kiri sebuah jurang yang amat curam.
Terlebih lagi, saat aku naik ke tanjakan dan berbelok, hampir saja aku masuk ke
dalam jurang karena kehilangan konsentrasi. Semua panik termasuk aku dan temanku
yang berada di belakang. Kami berdua takut hanya bisa berdoa dan lebih
konsentrasi lagi. Sebuah pemukiman mulai nampak tanda perjalanan kami sudah
dekat. Namun, saat melewati tanjakan yang terakhir motorku tidak kuat dan dari
arah belakang ada temanku yang menabrakku, sehingga aku terjatuh dan motorku terperosok
kedalam semak. Aku dan temanku masuk ke dalam semak dan mendapatkan beberapa
luka yang tidak begitu parah. Akhirnya teman kami panik saat mengetahui itu
semua. Kami segera di bawa ke tempat terdekat dan mendapat pertolongan pertama.
Saat itu jarak yang kami tempuh sudah dekat. Setelah kami mendapat pertolongan
pertama, kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi tujuan.
Setelah sampai lokasi, tidak disangka
kami disambut dengan badai pasir yang membuat mata perih. Semua adik
menggunakan masker dan jaket karena cuaca tidak bersahabat pagi ini. Aku dan
teman-teman segera masuk ke ruangan untuk menghindari badai pasir yang kencang.
Aku masuk kelas empat dengan jumlah siswa tujuh orang. Aku terkejut melihat
keadaan kelas yang sangat kotor dan tidak nyaman jika melakukan proses
pembelajaran dengan keadaan kelas yang di penuhi dengan debu pasir. Segera aku
melakukan kegiatan bersih kelas di bantu dengan adik-adik yang antusias untuk
membersihkannya. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai aku menyapa mereka dan
menanyakan bagaimana kabar mereka hari ini. Tak lupa aku mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri, begitu juga adik-adik. Di dalam kelas terdapat dua orang
pembimbing dan satu orang sebagai observer. Adik-adik kelas empat sangat
antusias dan bersemangat untuk melakukan proses pembelajaran. Awalnya aku
menganggap mereka pendiam dan penurut. Namun, aku salah setelah beberapa jam
pembelajaran dilaksanakan, ada satu adik yang membuat keadaan menjadi berbeda. Amad
namanya. Dia suka sekali bermain ke sana kemari, menuju ruang kelas sebelahnya
dan mengajak bermain. Kegiatan pembelajaran mulai tidak kondusif saat Amad
mulai memainkan media pembelajaran yang kami buat. Dia mulai pergi ke sana
kemari meloncat ke kelas satu ke kelas yang lain mulai berlari-lari dalam
ruangan dan susah untuk diatur.
Jam menunjukkan istirahat. Aku dan
rekanku lega karena kondisi sudah lebih membaik. Adik-adik mulai keluar dan membeli
makanan di kantin. Kantin mereka terletak di ruang kelas satu yang di koordinir
oleh seorang adik yang bertanggung jawab
mengambil uang dan menyetorkannya kepada guru mereka. Adik-adik mulai lebih
akrab dengan kami, mereka mengajak kami bermain bersama dan menunjukkan
keunikan yang ada di desa mereka. Saat itu badai pasir sudah mulai mereda tidak
separah seperti keadaan pagi tadi. Alam mulai menampakkan keindahannya dengan
warna hijau menghiasi tebing-tebing pegunungan dan birunya awan yang cerah,
serta sang mentari yang mulai menampakkan sinarnya kembali. Tempat ini mempunyai
sebutan negeri di atas awan. Berada di sini menjadi pengalaman tak terlupakan. Tak
terasa, waktu istirahat berakhir, pembelajaran dimulai kembali. Setelah
istirahat, adik-adik aku berikan materi pengembangan berupa dolanan
tradisional. Adik-adik di ajak untuk bermain permainan tradisional yang di dalamnya
memuat pendidikan karakter. Kami melakukan permainan tradisional donal bebek
dan permainan lainnya seperti cinderella, anak-anakan dan lain-lain. Antusias
adik-adik yang tinggi hingga tak terasa waktu terus berjalan, mereka menikmati
setiap permainan yang diberikan.
Hingga saat jam pulang mereka tidak mau
pulang. Mereka hanya ingin bermain dan bermain. Namun, aku dan temanku mencoba
untuk mengendalikan itu semua. Kemudian saat adik-adik sudah bisa di
kondisikan, kami melakukan kegiatan pengecekan kebersihan diri mulai dari
rambut dan kuku. Kegiatan ini dilakukan dengan berbaris rapi satu persatu. Ternyata
Amad kukunya panjang sehingga aku harus memotong kukunya saat itu juga. Adik-adik
mulai berpamitan dan pulang. Setelah kegiatan hari ini selesai, kami semua
berkumpul dan segera kembali turun ke bawah untuk melakukan evaluasi tentang
kegiatan mengajar hari ini. Cuaca saat kami pulang sudah mulai membaik dan badai
pasir mulai reda. Aku terkejut melihat pesona alam yang memang benar-benar
nampak jelas dan tidak bisa diragukan lagi. Sebelum melakukan perjalanan pulang
tak lupa kami melakukan foto bersama di sekolah. Kegiatan hari pertama
pengabdian penuh dengan cerita suka cita, aku bersyukur karena bisa melewati
hari ini dan menjadi cerita pengalaman yang tidak terlupakan.
"Bangga Mendidik, Mengabdi, dan Menginspirasi Anak Bangsa"
Komentar
Posting Komentar