Sekolah Bertumbuh: Program Penghapusan Mental Miskin dan Peningkatan Entrepreneur Skill bagi Keturunan Pemulung di Sekitar TPA Supit Urang Kota Malang
Persoalan kemiskinan banyak sekali ditemui pada negara-negara yang sedang berkembang. Negara berkembang secara umum memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, salah satunya Indonesia. Di Indonesia, 30% pemulung adalah anak usia sekolah (12-17 tahun) dan rata-rata hal tersebut dialami oleh keturunan pemulung yang melanjutkan profesi orang tuanya sejak usia dini. Hal ini menyebabkan putusnya sekolah karena anak-anak melakukan pekerjaan yang serupa dengan orang tuanya untuk membantu menambah pendapatan keluarga. Rendahnya minat belajar juga terjadi karena anak-anak cenderung kelelahan karena bekerja sehingga akan malas saat berada di sekolah.
Dengan adanya latar belakang tersebut, Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan telah berkolaborasi dengan PT. Berani Tumbuh Indonesia untuk membentuk sebuah langkah gerak yang diberi nama “Sekolah Bertumbuh”. Program ini bertajuk “Penghapusan Mental Miskin dan Peningkatan Entrepreneur Skill bagi Keturunan Pemulung di Sekitar TPA Supit Urang Kota Malang” yang didukung oleh Pertamina Foundation. Sekolah Bertumbuh dilaksanakan setiap minggunya terhitung sejak 20 Oktober 2022 hingga 14 April 2023.
Kegiatan utama dari “Sekolah Bertumbuh” ini adalah pengabdian kepada masyarakat berupa bimbingan penanaman kemampuan berwirausaha khususnya untuk masyarakat sekitar TPA Supit Urang agar dapat menanamkan 5C entrepreneur skill: courage, creative, credibility, connectivity, dan consistency.. Selain itu juga dilakukannya pelatihan penghapusan mental kemiskinan dan pengubahan mindset agar sasaran dengan usia pelajar memiliki cita-cita yang tinggi. Sasaran program ini yakni siswa atau keturunan pemulung di wilayah TPA Supit Urang Kota Malang, karang taruna atau remaja di wilayah TPA Supit Urang Kota Malang, dan orang tua atau pemulung di wilayah TPA Supit Urang Kota Malang. Dengan adanya program “Sekolah Bertumbuh” pada ketiga sasaran tersebut, diharapkan setelah program ini berjalan dapat meningkatkan kemampuan skill berwirausaha dari ketiga sasaran serta dapat mengubah mindset siswa dan karang taruna agar dapat memiliki cita-cita yang tinggi karena sasaran telah mengetahui potensi dirinya.
Puncak dari program “Sekolah Bertumbuh” ini adalah kegiatan Super Entrepreneur Belia Camp yang dilaksanakan selama 2 hari, yakni pada tanggal 6-7 Januari 2023 silam dengan sasaran siswa atau keturunan pemulung di wilayah TPA Supit Urang Kota Malang yang menempuh pendidikan di SD Restu Ibu. Kegiatan dirancang dengan menggunakan metode gamifikasi berbasis experiential learning yaitu bermain sambil belajar sesuai dengan pengalaman di kehidupan nyata. Selama 2 hari siswa diajak untuk bermain sambil belajar entrepreneur skill dengan memanfaatkan uang mainan dan snack ringan sebagai media pembelajarannya. Bahkan peserta kegiatan Super Entrepreneur Belia Camp diberi kesempatan untuk menjualkan suatu produk yang telah diberi label secara kreatif oleh peserta kepada masyarakat sekitar SD Restu Ibu, dan penghasilan yang didapatkan dapat digunakan oleh peserta. Dengan harapan peserta dapat lebih semangat dalam menjalankan wirausaha setelah mengetahui penghasilan yang didapat memiliki keuntungan yang banyak. Tentu kegiatan pelatihan ini diselingi dengan games-games yang seru, dan siswa semakin percaya diri untuk tampil di pentas seni pada malam harinya.
Program “Sekolah Bertumbuh” ini diakhiri pada hari Jumat, 14 April 2023 dengan kegiatan serah terima alat pencacah plastik kepada kelompok Pemuda Karang Taruna Supit Urang Kota Malang. Fungsi dari mesin pencacah plastik ini adalah untuk mencacah limbah plastik yang nantinya akan diolah lagi menjadi barang sesuai kebutuhan produksi plastik. Mesin ini dapat membantu masyarakat sekitar TPA Supit Urang Kota Malang karena proses pencacahannya yang cepat serta dapat menghemat biaya maupun tenaga. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi mengolah sampah menjadi barang yang bernilai jual.
Komentar
Posting Komentar